Florence Chadwick adala perenang wanita yang
berambisi untuk menyeberangi selat Catalina sejauh
26 mil. Hari itu, tampak hamparan es dan kabut yang
begitu tebal ketika Florence memulai perjuangannya. Setelah hampir 16 jam berjuang, Florence menatap ke
depan, namun dia hanya melihat kabut tebal. Dia tak
dapat melihat daratan dan akhirnya memutuskan
untuk menyerah. Florence tak pernah mengira jika di balik kabut itu
daratan yang menjadi tujuan akhirnya hanya tinggal
setengah mil lagi! Dia begitu menyesal bukan karena
dinginnya air laut, bukan pula karena kelelahan,
namun karena dia kehilangan tujuannya. Melihat tujuan adalah hal yang penting bagi sebagian
orang. Namun Tuhan melatih kita bukan hidup karena
melihat tapi hidup karena percaya. Sehingga bila
kabut kehidupan membuat tujuan kita terlihat kabur
dan samar, kita teta percaya dan terus melangkah. Jika kita sudah begitu jauh melangkah, percayalah
bahwa kemenangan sudah ada di depan mata.
Jangan justru menyerah di saat terakhir.
Ingatlah seberapa keras kita telah berjuang. Tetaplah bersemangat dan yakin bahwa di suatu titik,
di balik kabut itu ada kemenangan kita. Selesaikanlah
apa yang telah kita mulai. Jangan menyerah hanya karena kabut yang menutupi
pandanganmu.
TIADA HARI TANPA KASIH
Disaat kamu ingin melepaskan seseorang, ingatlah
pada saat kamu ingin mendapatkannya.
Disaat kamu mulai tidak mencintainya, ingatlah saat
pertama kamu jatuh cinta padanya.
Disaat kamu mulai bosan dengannya, ingatlah selalu
saat terindah bersamanya.
Disaat kamu ingin menduakannya, bayangkan jika dia
selalu setia.
Saat kamu ingin membohonginya, ingatlah disaat dia
jujur padamu.
Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu. Jangan sampai di saat dia sudah tidak disisimu, kamu
baru menyadari semua arti dirinya untukmu.
Yang indah hanya sementara.
Yang abadi adalah kenangan.
Yang ikhlas hanya dari hati.
Yang tulus hanya dari sanubari. Tidak mudah mencari yang hilang.
Tidak mudah mengejar impian. Namun yang lebih susah mempertahankan yang ada.
Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga.
Ingatlah pada pepatah, “Jika kamu tidak memiliki
apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu
miliki saat ini.”
Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif. Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu
bangun semuanya sirna tak berbekas.
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak
terhitung, kedudukan, dan jabatan yang luar biasa,
namun…
Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi.
Sehelai benang pun tak bisa dimiliki. Apalagi yang mau diperebutkan.
Apalagi yang mau disombongkan.
Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani.
Jangan terlalu perhitungan.
Jangan hanya mau menang sendiri.
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita. Belajarlah tiada hari tanpa kasih.
Selalu berlapang dada dan mengalah.
Hidup ceria, bebas leluasa.
Tak ada yang tak bisa di ikhlaskan.
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan.
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus.
PERANGKAP TIKUS
Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah
setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang
belanjaan, seekor tikur memperhatikan dengan
seksama sambil menggumam “hmmm…makanan
apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??” Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak, ”
Ada perangkap tikus di rumah….di rumah sekarang
ada perangkap tikus….” Ia mendatangi ayam dan berteriak ” ada perangkap
tikus” Sang ayam berkata, “Tuan tikus…, aku turut
bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap
diriku.” Sang tikus lalu pergi menemui seekor kambing sambil
berteriak. Sang kambing pun berkata “Aku turut ber
simpati…, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan.” Tikus lalu menemui sapi. Ia mendapat jawaban sama.
“Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya
buat aku sama sekali.” Ia lalu lari ke hutan dan bertemu ular. Sang ular
berkata, “Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak
akan mencelakai aku.” Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan
pasrah, mengetahui kalau ia akan menghadapi
bahaya sendiri. Suatu malam, pemilik rumah
terbangun mendengar suara keras perangkap
tikusnya berbunyi, menandakan telah memakan
korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular
semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.
Walaupun sang suami sempat membunuh ular
berbisa tersebut, sang istri tidak sempat
diselamatkan. Sang suami harus membawa istrinya
kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap
demam. Ia lalu minta dibuatkan sop cakar ayam oleh
suaminya. (kita semua tau, sop cakar ayam sangat
bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya
dengan segera menyembelih ayamnya untuk
dimasak cakarnya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda.
Seorang teman menyarankan untuk makan hati
kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk
mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya
meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada
saat pemakaman. Sehingga sang petani harus
menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-
orang yang melayat. Dari kejauhan…Sang tikus menatap dengan penuh
kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat
perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SO.. SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR
SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU
BUKAN URUSAN ANDA…PIKIRKANLAH SEKALI
LAGI.
JENDELA
Sepasang pengantin baru menempati sebuah rumah
di sebuah komplek perumahan. Suatu pagi, sewaktu
sarapan, si istri melihat ke luar melalui jendela kaca.
Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain. “Cuciannya kelihatan kurang bersih ya”, kata sang
istri. “Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci
pakaian dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci
yang lebih bagus.” Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak
memberi komentar apapun. Sejak hari itu setiap
tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri
memberikan komentar yang sama tentang kurang
bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya. Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian2
yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan
bersih, dan dia berseru kepada suaminya, “Lihat,
sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci
dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah
mengajarinya?” Sang suami berkata, “Saya bangun pagi-pagi sekali
hari ini dan membersihkan jendela kaca kita.”
Dan begitulah kehidupan itu. Apa yang kita lihat pada
saat menilai orang lain kadangkala tergantung
kepada kejernihan pikiran kita sendiri, lewat
“jendela” mana kita memandangnya. So, always
be positive…